قَالَ رَسُوْلُ اللهِ .ص. : مَا تَرَكْتُ
شَيْئًا يُقَرِّبُكُمْ اِلَى اللهِ تَعَالَى اِلَّا وَقَدْ اَمَرْتُكُمْ بِهِ
وَمَا تَرَكْتُ شَيْئًا يُبْعِدُكُمْ عَنِ اللهِ تَعَالَى اِلَّا وَقَدْ
نَهَيْتُكُمْ عَنْهُ -- الطبؤني
Rasulullah saw.
bersabda: “Aku tidak meninggalkan sesuatu pun yang dapat mendekatkanmu kepada
Allah swt., melainkan telah aku perintahkan kepadamu, (demikian pula) aku tiada
meninggalkan sesuatu yang dapat menjauhkanmu dari Allah, melainkan aku telah
melarangmu darinya”. (H.R. Thabrâni).
● Prinsip dasar dalam beribadah ialah
menangguhkan dan mengikuti contoh. Ungkapan lain (mengatakan),
● Prinsip dasar dalam beribadah adalah
batal, sampai ada dalil yang memerintahkan keberadaannya.
KETERANGAN:
Dalam urusan dunia, pada dasarnya boleh, dan
tidak terlarang, kecuali ada keterangan/dalil yang melarang.
Oleh sebab itu dalam urusan duniawi
seyogianya terlebih dahulu mencari dalil/keterangan yang melarang, mengharamkan
dan bukan mencari dalil yang menghalalkan.
اَلْاَصْلُ
فِيْ اَمْرِ الدُّنْيَا اَلْعَفْوُ, وَبِعِبَارَةٍ اُخْرَى : اَلْاَصْلُ فِيْ
الْعُقُوْدِ وَالْمَعَامَلاَتِ الصِّحَّةُ حَتَّى يَقُوْمَ دَلِيْلٌ عَلَى
الْبُطْلاَنِ و التَّحْرِيْمِ
Pengertian asal/dasar dalam urusan keduniaan
adalah boleh. Dan pada ungkapan lain; “asal dalam aqad muamalah (jual beli)
adalah boleh, kecuali ada dalil/keterangan yang melarang.” (al-Bayân, hal:
230).
Pada asalnya dalam beribadah itu tidak dapat
difahami oleh akal (sebab-sebabnya), sedangkan dalam adat kebiasaan dapat
difahami akal.”
Dari Anas r.a. ia .telah berkata; Telah
bersabda Rasulullah saw.: “Apabila ada sesuatu urusan duniamu, maka kamu lebih
mengetahui. Dan apabila ada urusan agamamu, maka kembalikanlah padaku”. (H.R.
Ahmad)